Setelah 19 Januari 2012, everything never be the same.
Penyesalan terbesar dalam hidup saya setelah Papah meniggal, saya tidak pernah benar-benar berusaha memberikan sesuatu kepadanya. Membuatnya senang. Setidaknya itu menurut pandangan saya. Entah berapa banyak kesulitan saya yang ditolongnya, padahal saat itu saya merasa sudah mandiri.
Hari-hari berikutnya membuat saya merenung perjalanan hidup saya. Saat ini adalah pertama kalinya saya ditinggal oleh orang yang sangat saya cintai. Dan perpisahan itu pasti. Tidak ada yang abadi dalam hidup ini. Kenangan apa yang mau saya bawa? Kenangan apa yang akan tertinggal ketika saya pergi? Istri dan anak-anak yang sangat saya cintai. Jika kami berpisah, hanya kenanganlah yang tersisa. Saya merasa telah menyia-nyiakan hidup dengan alasan Dream dan Cita-cita. Bertahun-tahun saya berusaha menjadi pengusaha, tapi sebenernya saya tidak pernah berusaha sungguh-sungguh, dengan alasan karena harus membagi waktu tenaga dan pikiran bagi keluarga. Tidak mungkin saya resign dari pekerjaan dan all out usaha saat ini. Akibatnya saya tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadi pengusaha sukses. Karena saya belum berhasil, akibatnya orang-orang yang saya cintai terus menerus menderita miskin waktu, pikiran dan cinta dari saya.