Friday, October 31, 2008

Abis Kena Virus

Akhirnya bisa nulis lagi. Sudah hampir seminggu lebih gak bisa online di rumah. Laptop kena virus BatamHacker. Luar biasa ganas. Virusnya masuk ke system. Buat account BatamHacker sebagai administrator. Laptop tau-tau restart, setelah pilih account, keluar command promt punya dia.



Monday, October 20, 2008

Clixsense Tips : Setting Profile

Setting profile itu benar-benar penting. Itu yang menetukan berapa banyak iklan yang kita dapet.
Ketika register, kita langsung masuk ke menu profile. Saat dulu saya register, saya belum mengerti pengaruh profile ini, saya centang yang memang saya suka dan perlu. Selesai register, saya masuk ke menu Get Paid to Browse Ad. Disitu ada 5 iklan yang sesuai dengan profile saya.
Setelah browsing, saya nemu kalo kita harus upgrade untuk dapet iklan lebih banyak. Karena biasanya advertiser lebih seneng kalo masang iklan untuk premium member. Saya langsung upgrade. Bayarnya pake kartu kredit lewat Google. Setelah upgrade, langsung saya test. Luar biasa iklannya sampai 181. Sampe cape ngliatin iklan. Hampir 2 jam-an. Seharusnya sich bisa sejam lebih. Tapi saya sambil ngerjain yang lain cek iklannya.
Besoknya saya baca soal profil di blog nya Mas Cosa. Langsung saya update profile saya. Waktu saya lihat income per tahun, saya mikir, kalo mereka jualan mereka cari yang punya duit, saya set yang paling gede. Ternyata ini kesalahan saya. Iklan saya berubah tinggal 2. Hiks... sedih banget. Saya tunggu beberapa hari. Tetep segitu. Paling banyak 5 iklan sehari. Malahan kadang cuma 1 iklan. Dan saya baru bisa update Desember, karena profile hanya bisa diubah 3 bulan sekali. Sedihnya.
Jadi, jangan set income yang paling gede di profil Clixsense Anda

Sunday, October 19, 2008

Apakah Indonesia Memiliki Capres Seperti Obama?

Beberapa bulan terakhir, sepertinya demam Obama di Indonesia meningkat. Maklum, setelah era kepemimpinan Bush di Amerika, sepertinya Obama menjadi harapan banyak orang di dunia. Bahkan kabarnya PM Inggris sudah terang-terangan mendukung Obama untuk menjadi American Next President. Kemaren saya lihat di Tribun Bandung, enam orang pelukis, melukis bersama di Pasar Taman Sari, Bandung. Lukisannya adalah Obama. Ini sebagai bentuk keprihatinan mereke dengan calon legislatif kita yang sepertinya asal-asalan (tidak berkualitas)

Tanggal 16 Oktober kemaren, setelah debat capres Amerika putaran ke-3, Trans 7 mengadakan talkshow dengan Amien Rais, Faisal Basri dan satu wartawan senior Kompas (lupa namanya, dipanggilnya Mas Bas). Ada pertanyaan menarik saya dari host acaranya. Apakah saat ini Indonesia Memiliki Capres Seperti Obama?
Jawabannya tentu saja tidak. Capres kita sekarang lebih seneng muncul di media, pasang iklan dengan uang ratusan juta rupiah. Bahkan kabarnya untuk pemilu 2009 nanti, perputaran uangnya akan mencapai miliyaran, mungkin mencapai 1 triliyun.

Saya pernah melihat biografi Obama di Metro TV. Dari situ sich kelihatan, bahwa Obama memang sudah menunjukan prestasi luar biasa di masyarakat. Ia punya sesuatu yang diperjuangkan. Dan sepanjang hidupnya dia dedikasikan untuk memperjuangkan yang ia percayai itu.

Apakah ada capres kita yang sudah menunjukan kepada calon pemilihnya apa yang sudah ia perbuat selama ini untuk Indonesia dan apa yang ia perjuangkan selama ini? SBY hanya menceritakan keberhasilannya selama 4 tahun jadi Presiden. Mega belum nunjukin giginya. Wiranto iklannya mirip2 janji. Prabowo iklannya ngajakin. Sutrisno Bahir iklannya yang indah-indah. Rizal Malarangeng iklannya cita-cita dia mirip2 janji. Gak ada yang bilang saya telah berjuang disana, disini, untuk memperjuangkan ini.

Debat dan iklan tidak menunjukan siapa dia. Tapi masa lalu yang menunjukan apa yang dia perlajari, ketahui dan menjadi seperti apa seseorang di masa depan. Kita mencari pemimpin yang biasa memberi banyak, sehingga ia mau memberi lebih banyak lagi bagi negeri yang memprihatinkan ini.




Thursday, October 9, 2008

Jadi Pengusaha Itu Susah

Melanjutkan tulisan Jadi Pengusaha Itu Gak Enak. Ada satu yang kelewat saya tulis. Jadi pengusaha itu susah katanya.
Buat mereka yang telah terbuai oleh gombalan bahwa jadi pengusaha itu mudah dan bangkrut mungkin akan berkata kalo jadi pengusaha itu susah. Kalo yang bilang jadi pengusaha itu mudah adalah pembohong besar. Ya... mungkin dia benar. Karena saat itu dia berharap jadi pengusaha dengan modal ratusan juta, pasti berharap mendapat ratusan juta pula. Pastilah dia kecewa.

Sebenarnya yang salah bukan gombalan jadi pengusaha itu mudah, tapi cara menyikapi gombalan tersebut.
1. Ada yang berpikir jadi pengusaha adalah cara cepat untuk kaya. Ini adalah kesalahan pertama. Kalo niat kita untuk jadi pengusaha untuk cepat kaya jelas salah. Kalo mau cepet kaya ngerampok aja. Pasti langsung kaya. Kalo gak kaya pasti mati, ditembak polisi 
2. Menganggap jadi pengusaha itu instan. Sekarang kita mulai. Besok kita sudah jadi pengusaha sukses. Ya engga lah semua perlu proses. Saya lupa siapa yang ngomong. Bob Sadino bukan ya... Kesusksesan saya sekarang ini, yang dilihat orang hanyalah 1%, sisanya 99% adalah proses yang tidak dilihat orang. Ya... gak bener-bener gini kalimatnya, tapi kurang lebih gini. Thomas Alva Edison aja coba, perlu berapa ribu percobaan sampai menemukan listrik. Kolonel Sanders perlu menawarkan ke berapa ratus restoran hingga jadi Kentucky Fried Chicken.

Mari kita semua melihat kalau pengusaha itu hanya sebuah nama atau sebutan bagi orang yang mempunyai usaha sendiri. Keberhasilan pengusaha atau yang dibilang sukses adalah proses, bukan hasil. Bukan dihitung dari rupiah. Jadi tidak ada yang instan. Karena yang dicari pengusaha adalah nikmatnya berproses.

Percayalah jadi pengusaha itu mudah. Paling tidak, hasilnya pasti sesuai dengan usaha Anda. Saya sudah membuktikannya. Dengan modal beberapa ratus ribu, menghasilkan hingga 1-2 juta. Kerja sehari hanya 1-2 jam. Mudahkan? Tapi kalo mau hasilnya lebih, pasti usahanya harus lebih. Jadi tinggal Anda tentukan sendiri target Anda. Setelah targetnya jelas, maka berusahalah, tentu usaha yang sebanding sehingga mendapat hasil yang Anda inginkan.

Ketika Anda menjual sesuatu dan untung, maka Anda sudah menjadi pengusaha saat itu.



Jadi Pengusaha Itu Gak Enak

Pernah denger gak kalo jadi pengusaha itu mudah. Jadi pengusaha itu enak. Atau mungkin ada yang bilang, ngapain jadi karyawan, enakan juga jadi pengusaha. Pernah gak? Saya rasa beberapa tahun belakangan ini kata-kata wirausaha, wiraswasta, pengusaha, usaha sendiri atau bisnis semakin tidak asing di telinga kita. Buaian betapa mudah dan nikmatnya menjadi pengusaha pun terdengar kencang. Hingga akhirnya banyak orang berbondong-bondong ingin jadi pengusaha. Salahkah? Tentu saja tidak. Menjadi pengusaha jelas ada perbuatan mulia. Karena pengusaha itu pasti memberi kehidupan bagi orang-orang disekitarnya. Entah itu karyawannya atau pun hanya kuli angkut sekalipun.

Tapi kalo sebaliknya pernah denger gak, kalo jadi pengusaha itu susah dan gak enak. Istirahat gak jelas, uang gak jelas, penghasilan gak jelas. Kemaren banyak harta, besok banyak hutang. Kemaren banyak temen, sekarang gak punya temen. Gak ada waktu buat istri, anak apalagi diri sendiri. Tiap malem mikirin bagaimana caranya cari konsumen atau menuhin permintaan klien. Susah kan?

Jadi yang bener yang mana?

Semuanya bener. Jadi pengusaha akan susah bila kita mengikapinya seperti orang susah. Gak ada konsumen sterss, dapet konsumen stress menuhin permintaannya, permintaan dipenuhin stress untungnya Cuma dikit. Biasa tidur 8 jam terus jadi 4 jam ngeluh. Biasa makan di fast food di mall, ngeluh jadi makan di warteg. Biasa tiap minggu ajak anak istri belanja ke mall, ngeluh mau jalan-jalan aja gak bisa.
Tapi sebaliknya, kalo disikapi dengan mudah semua jadi mudah. Gak dapet klien, bersyukur hari ini masih bisa usaha. Untung dikit bersyukur hari ini masih bisa makan. Bersyukur masih bisa makan di warteg, masih bisa tidur walau Cuma 4 jam, masih bisa lihat anak istri walau gak bisa jalan-jalan. Nikmat kan jadinya?



Kenapa Saya Harus Jadi Pengusaha

1. Saya ingin punya waktu yang fleksibel (bisa saya tentukan sendiri) dalam bekerja
2. Saya ingin bisa memberi penghasilan untuk orang lain (punya karyawan)
3. Saya ingin bisa memberi kecukupan untuk rakyat Indonesia (gak boleh nyebut melawan kemiskinan, karena menurut LOA, yang di tarik nantinya adalah kemiskinan. Jadi kita sebut memberi kecukupan)
4. Menurut Islam, menjadi pengusaha (pedagang) lebih terhormat derajatnya dari pada karyawan.
5. ....... Ada yang mau nambahin?