Wednesday, November 27, 2013

Indonesia 2020

 
Pernahkah membayangkan, 7 tahun dari hari ini, seperti apa kita nanti? Seperti apa Indonesia nanti? Saya membayangkan kondisi Indonesia yang semakin baik. Tidak hanya pemerintahan yang baik, tapi juga semua aspek. Ekonomi, pendidikan, transportasi, pangan, bahkan mental budaya bangsa kita pun menjadi lebih baik. Dan tentunya saya menjadi manusia yang jauh lebih baik kondisinya dari hari ini. Lebih sehat, lebih kaya, lebih beriman dan lebih bermanfaat.
 
Ya itu adalah bayangan. Mungkin lebih tepatnya itu adalah harapan. Semoga itu adalah harapan kita semua. Seperti halnya harapan para Founding Father negeri ini, mereka dulu berjuang untuk menciptakan harapan mereka, harapan kita semua, kemerdekaan. Maka, sekarang adalah giliran kita untuk berjuang, memperjuangkan harapan kita semua. Kita semua pejuang sesuai dengan peran kita, profesi kita.
 
Sebagai orang tua, akan berjuang menghasilkan generasi muda yang siap menjadi generasi penerus bangsa. Sebagai guru, akan berjuang mendidik agar menghasil generasi penerus yang tidak hanya penuh semangat, tapi juga penuh ilmu. Sebagai pengusaha, akan berjuang menjadi perusahaan terbaik di dunia yang memberi manfaat terbaik bagi negeri ini. Sebagai karyawan, akan berjuang memberikan yang terbaik kepada perusahaan, agar perusahaan menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi negeri ini.
 
Jadi apapun bayangan kita bagi Indonesia nanti, kitalah yang berhak mewujudkannya. Tentukan peran kita, pengusaha, orang tua, karywanan atau apapun itu. Bersiap untuk berjuang, lakukan yang terbaik. Sekarang atau tidak selamanya.
 
Menunda hanya menunda terwujudnya harapan kita.

Monday, July 15, 2013

Ramadhan Waktu Yang Tepat Untuk Memulai Bisnis (Newbie)

Saya yakin, setiap masuk bulan suci Ramadhan jumlah pengusaha di Indonesia bertambah. Minimal kelas pengusaha kecil. Pengangguran secara tidak sengaja berkurang, walau tidak signifikan mungkin.  Semua ini bukan hasil kajian atau berdasarkan data survey. Tapi hanya menyampaikan dari apa yang sering saya lihat di bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat.

Contohnya di sekitar rumah saya. Jumlah pedagang meningkat. Dari yang tadinya hanya ibu rumah tangga saja, tiba-tiba berjualan makanan untuk berbuka. Dari yang tadinya pengangguran, tiba-tiba jualan es buah. Apalagi kalo memperhatikan di sekitar pasar. Jumlah pedagang meningkat drastis. Belum lagi temen-temen kantor, ada yang tiba-tiba jualan baju muslim, jualan kerudung, jualan kue kering, jualan asinan dll. 

Saya tidak tahu seperti apa kondisi lingkungan di sekitar pembaca. Tapi kondisi seperti ini sudah sering saya lihat, sudah bertahun-tahun. Saya sendiri pernah merasakannya. Di saat masuk Ramadhan saya berjualan coklat untuk lebaran. Hasilnya luar biasa. Modal yang saya siapkan sudah berputar 3-4 kali. Tapi bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, bukan hanya untuk yang berbisnis yang berhubungan dengan puasa dan lebaran saja. Entah kenapa bisnis produk kesehatan yang saya jalani sekarang, sama juga hasilnya. Meningkat hingga 2 kali bulan dibanding bulan sebelumnya. 

Jadi karena itulah saya merasa yakin, kalo mereka yang sedang bingung untuk memulai bisnis, karena kurang modal, kurang keberanian. Bulan Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk mematahkan semua belenggu pikiran itu. Insya Allah akan banyak kemudahan. Sudah banyak orang yang membuktikannya. Tapi jangan lupa, jangan habiskan bulan Ramadhan nya hanya untuk mengejar dunia semata, jadikan ikhtiar di bisnis untuk mendapatkan ridho-Nya. Tetap maksimalkan ibadah walaupun aktivitas berbisnis meningkat.

Ayo, siapa yang masih ragu, atau takut atau bingung untuk mulai berbisnis? Dengan senang hati saya berdiskusi untuk membantu mematahkan rantai gajah yang membelenggu pikiran ada. Silahkan mention saya di twitter @mangyana

Wednesday, July 10, 2013

Discover Me (III) --> Keputusan

Menjadi sukses ternyata adalah sebuah pilihan. Pilihan itu dimulai sejak kita memutuskan ingin menjadi apa, sejak kita memutuskan melakukan apa. Memerhatikan mereka yang menurut saya sukses, yang menurut saya berani mengambil perngorbanan besar bagi dirinya dan orang-orang yang ia cintai. Untuk sesuatu yang ia yakini, untuk sesuatu yang lebih besar.

Mengapa mereka bisa mengambil keputusan itu? Keputusan untuk melakukan dan menjalanin pengorbanan ini. Ternyata saya salah. Mereka tidak pernah merasa berkorban, mereka menikmati pengorbanan mereka. Mereka enjoy dengan pilihannya.

Discover Me (II) --> Pilihan

Tulisan ini melanjutkan sebuah tulisan yang sudah sangat lama Discover Me (I). Freeze, mungkin itu kata-kata yang tepat. Semua saya bekukan dulu. Bisnis saya stop.  

Pertanyaannya kenapa saya tidak sungguh-sungguh berusaha menjalankan bisnis saya. Padahal 8 tahun sudah saya investasikan waktu saya untuk bisnis. Tapi hasilnya tidak ada yang signifikan bermanfaat bagi keluarga dan orang-orang di sekitar saya, bahkan untuk saya sendiri pun sama.

Jawaban pertama yang muncul adalah keengganan dari diri saya sediri untuk all out. Saya sudah berjanji tidak akan resign dari pekerjaan saya saat ini kepada istri, sebelum penghasilan saya dari bisnis melebihi gaji saya dari kantor. Itu keputusan saya. Saya pun akan selalu meluangkan waktu untuk keluarga setiap hari. Akhirnya karena kedua keputusan itu, maka saya mengatur waktu sehari-hari saya dengan cara jam 7-17 saya kerja. Jam 18-21 saya bersama keluarga. Jam 21-3 pagi saya menjalankan bisnis saya. 

Hasilnya pasti bisa dibayangkan. Kesehatan saya menurun, konsentrasi saya menurun. Akhirnya setiap aktivitas, saya malah tidak fokus. Hasilnya semua yang saya lakukan tidak ada yang maksimal. Bahkan dibawah minimal. Saat bersama keluarga, pikiran saya ke bisnis. Begitu pula sebaliknya.

Saturday, December 1, 2012

#Sharing A New Currency

Tanggal 21 November 2012, @ kota Palu Sulawesi Tengah

Setelah kemaren sore nonton film In Time (2011) - dimana waktu ada mata uang yang berlaku. Dan jika uang/waktu nya habis, maka orang tersebut akan mati. Berbagi waktu (sharing) dengan orang yang kita cintai menjadi sangat penting di film ini. Sebuah film action. 
Cerita soal mata uang ini mengingatkan saya dengan cerita Pak Badroni Yuzirman mengenai Forum Tangan Di Atas beberapa waktu yang lalu. Pak Handoko menyampaikan bahwa berbagi (sharing) adalah mata uang yang baru (new currency).

Wednesday, November 7, 2012

Show Me The Money

Beberapa hari yang lalu, di Makassar, saya ngobrol dengan seorang kawan. Insya Allah calon pengusaha sukses (Amin). Kawan saya bercerita, bahwa sebenarnya dari dulu ia tidak pernah punya keinginan untuk menjadi pegawai. Kepikiran saja tidak, apalagi keinginan. Orang tuanya wiraswasta. 5 saudaranya yang lain pun sama, semua hidup dari bisnisnya masing-masing. 
Untuk mempersiapkan jalannya menuju pengusaha sejati, ia menyiapkan beberapa langkah. Selepas sekolah, ia bermaksud menimba ilmu di sebuah perusahaan otomotif besar di Makassar. Karena bisnis otomotif ini yang akan dia pilih nantinya. Dua tahun saja dia belajar. Begitu ia bertekad.

Di perjalanan tahun ke-2, bidadari dari Tuhan pun datang. Dan ia pun menikah. Gak masalah, menikah bukan berarti harus mengubur cita-cita. Cuma perlu penyesuaian. Alhamdulillah, tidak perlu menunggu waktu lama, istrinya sudah hamil. Sungguh anugerah bagi mereka.

Wednesday, October 3, 2012

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Siapa yang tak kenal pepatah ini 'tak kenal maka tak sayang'. Saya yakin semua istri mengenal suaminya dan semua suami mengenal istrinya. Ya... minimal merasa mengenal. Para penggemar artis begitu menyayangi sang artis karena penggemar tersebut merasa sangat mengenal sang artis.

Sayang dengan pasangan, orang tua, anak, keluarga atau sahabat itu biasa. Katanya bukti sayang adalah perhatian terhadap yang kita sayangi.

Tapi apakah kita ingat dengan seseorang yang 24 jam selalu bersama kita? Tidak pernah sedetik dia meninggalkan diri kita.